Senin, 04 Januari 2010

Etika Manajer

Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi. Tingkatan manajer Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan tingkatannya. Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). Berikut ini adalah tingkatan manajer mulai dari bawah ke atas: • Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman). • Manajemen tingkat menengah (middle management), mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi. • Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer). Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan. Peran manajer Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu: 1. Peran antarpribadi Merupakan peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. 2. Peran informasional Meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. 3. Peran pengambilan keputusan Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding. Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain. Keterampilan manajer Gambar ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya. Robert L. Katz pada tahun 1970-an mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Ketiga keterampilan tersebut adalah: 1. Keterampilan konseptual (conceptional skill) Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja. 2. Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill) Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah. 3. Keterampilan teknis (technical skill) Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain. Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu: Keterampilan manajemen waktu Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan. 1. Keterampilan membuat keputusan Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar. Etika manajerial Artikel utama untuk bagian ini adalah: Etika manajerial Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka. Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin: • Perilaku terhadap karyawan • Perilaku terhadap organisasi • Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya Etika Para Manajer Pengertian Etika Kepemimpinan yang baik dalam bisnis adalah kepemimpinan yang beretika. Etika yaitu ilmu normative penuntun manusia, yang mengandung sistem nilai dan prinsip moral yang memberi perintah pandangan, Sedangkan Menurut Griffin Etika adalah keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian etika Manajerial adalah standar kelayakan pengelolaan organisasiyang memenuhi kriteria etika yang akan dijelaskan kemudian. Menurut data dari Gathering Analysis Pengumpulan Data (Griffin, 2002) mengenai tindakan atau kegiatan yang dilakukan, apakah tindakan atau kegiatan yang dilakukan memenuhi 4 kriteria dalam etika yakni: 1. Manfaat : Apakah tindakan yang diambil oleh para manajer memberikan kepuasan atau manfaat bagi semua pihak. 2. Pemenuhan Hak : Apakah tindakan yang dilakukan menjamin terpenuhinya dan terpeliharanya hak-hak dari semua pihak? 3. Keadilan : Apakah tindakan yang diambil adil bagi semua pihak 4. Pemeliharaan : Apakah tindakan yang dilakukan konsisten dengan tanggung jawab pemeliharaan dalam berbagai hal? 2Pandangan tentang Etika Ada empat sudut pandang mengenai etika bisnis, yakni: a. Pandangan Utilitarian keputusan-keputusan yang dibuat hanya berdasarkan hasil-hasilnya atau akibat-akibatnya. Di satu pihak, utilitarianisme mendorong efesiensi dan produktivitas dan sesuai dengan sasaran memaksimalkan laba. Namun di lain pihak, pandangan ini menyebabkan hak-hak sejumlahorang yang berkepentingan menjadi terabaikan. b. Pandangan Hak-Hak tentang Etika Pandangan ini perduli terhadap penghormatan dan perlindungan hak-hak dan kebebasan individu, termasuk hak berbicara, hak terhadap kerahasiaan. Segi positif pandangan ini adalah bahwa sudut pandang ini melindungi kerahasiaan dan kebebasan individu-individu. Segi negatifnya adalah hambatan terhadap produktivitas dan efisiensiyang tinggi karena dapat menciptakan iklimkerja yang lebih memperhatikan perlindungan hak-hak individu daripada menyelesaikan pekerjaan. c. Pandangan Teori Keadilan tentang Etika Pandangan ini menuntut para manajer untuk menerapkan peraturan-peraturan secara adil dan tidak memihak. Segi positif pandangan iniadalah kepentingan-kepentingan pihak yang berkepentingan menjadi terlindungi. Segi negatifnya adalah karena haknya sudah terpenuhi, maka para karyawan cenderung akan menjadi enggan untuk berinovasi. d. Pandangan Teori Kontrak Sosial Terpadu Pandangan ini mengusulkan agar keputusan-keputusan yang diambil sebaiknya dibuat berdasarkan faktor-faktor empiris (apa yang ada) dan faktor-faktor yang normatif (apa yang seharusnya). Pandangan etika ini menyarankan para manajer harus melihat norma-norma yang ada di industri-industri dan perusahaan-perusahaan untuk menentukan apa yang merupakan tindakan-tindakan atau keputusan-keputusan yang benar atau salah. Prinsip – prinsip dan Unsur etika bisnis Prinsip umum etika bisnis Secara umum, prinsip- prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia. Demikian pula prinsip-prinsip itu sangat erat terkait dengan system nilai yang dianut oleh masing-masing masyarakat. Begitu Pula, prinsip-prinsip etika bisnis yang berlaku di Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh system nilai masyarakat kita. Prinsip – prinsip tersebut adalah: a. Prinsip otonomi. Otonomi adalah sikap dankemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnyabaik untuk dilakukan. Orang bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis. b. Prinsip kejujuran. Bisnis tidak dapat bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan pada prinsip kejujuran. Dan sesungguhnya para manajer sadar dan mengaku bahwa memang kejujuran dalam berbisnis adalah kunci keberhasilannya, termasuk untuk bertahan dalam jangka panjang, dalam suasana bisnis penuh persaingan yang ketat. c. Prinsip Keadilan. Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuaidengan criteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Demikian pula, prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis, entah dalam relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing. Keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya. d. Prinsip Saling menguntungkan. Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. e. Prinsip integritas moral. Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan. Dalam bisnis, kebanyakan pertanyaan etika termasuk dalam salah satu atau beberapa dari empat kategori, yaitu : 1. Sosial ( Masyarakat ), masalah Apartheid di Afrika adalah salah satu pertanyaan tingkat sosial. Apakah benar secara etika mempunyai system sosial yang sekelompok orang. 2. Pihak yang berkepentingan, jenis pertanyaan etika ini menyangkut pihak yang berkepentingan seperti pemasok, pelanggan, pemegang saham dan lain-lain. Disini mengajukan pertanyaan mengenai cara sebuah perusahaan seharusnya menangani kelompok eksternal yang terpengaruh oleh keputusanya, disamping bagaimana pihak yang berkepentingan seharusnya berhubungan dengan perusahaan. 3. Kebijakan Internal, pertanyaan disini mengenai sifat hubungan perusahaan dengan para karyawannya. Kontrak perjanjian kerja yang seperti apa yang adil, apa yang menjadi kewajiban bersama dari manajer dan pekerjaan, apa hak yang dimiliki karyawan dan sebagainya. 4. Inidvidual ( Pribadi ), disini kita mengajukan pertanyaan mengenai bagaimana orang seharusnya saling memperlakukan di dalam sebuah organisasi. Apakah kita harus saling bersikap jujur apapun konsekuensinya, apa kewajiban yang kita punyai baik sebagai manusia maupun sebagai pekerja.

Lingkungan Eksternal

Lingkungan Eksternal Perusahaan
Secara umum, lingkungan perusahaan dapat dikategorikan ke dalam dua bagian besar, yakni lingkungan eksternal dan lingkungan internal perusahaan. Lingkungan eksternal sendiri dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar lagi yakni lingkungan yang sifatnya umum dan lingkungan industri. Kategori lingkungan Eksternal perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan Umum
Lingkungan umum adalah suatu lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas dan faktor-faktor tersebut pada dasarnya berada di luar dan terlepas dari operasi perusahaan. Lingkungan ini hanya memiliki sedikit dampak implikasi langsung bagi pengaturan suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:a. Ekonomib. Sosialc. Politik dan Hukumd. Teknologie. Demografi Dengan kata lain, Lingkungan umum adalah sekumpulan elemen-elemen dalam masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi suatu industri dan perusahaan-perusahaan yang ada di dalamnya.
2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri adalah serangkaian faktor-faktor-ancaman dari pelaku bisnis baru, supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara para pesaing yang secara langsung mempengaruhi perusahaan dan tindakan dan tanggapan kompetitifnya. Semakin besar kapasitas perusahaan untuk mempengaruhi lingkungan industri, semakin besar kemungkinan perusahaan untuk menghasilkan laba di atas rata-rata. Laba di atas rata-rata adalah kelebihan penghasilan yang diharapkan yang diharapkan seorang investor dari investor lain dengan jumlah risiko serupa. Risiko adalah ketidakpastian investor tentang laba atau rugi yang dihasilkan oleh investasi tertentu. Bagaimana perusahaan mengumpulkan dan menafsirkan informasi tentang para pesaing mereka disebut analisis pesaing
. Kombinasi dari ketiga analisis ini digunakan untuk memahami pengaruh lingkungan eksternal terhadap perkembangan misi strategis, tujuan strategis dan tindakan strategis perusahaan. Jika Analisis lingkungan umum terfokus pada masa yang akan datang, maka analisis lingkungan industri terfokus pada pemahaman akan factor-faktor dan kondisi-kondisi yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan; dan analisis pesaing terfokus pada prediksi terhadap dinamika tindakan-tindakan, respon-respon, dan kemauan para pesaing.Secara singkat, dapat disimpulkan bahwa Lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen-komponen yang secara normal memiliki dampak yang relatif lebih spesifik dan langsung terhadap operasional perusahaan. Kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri sebagai berikut:a. Ancaman Masuknya Pendatang Barub. Tingkat Rivalitas Di Antara Para Pesaing yang adac. Tekanan dari Produk Penggantid. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Substitusi)e. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peluang. Ancaman adalah suatu kondisi dalam lingkungan umum yang dapat menghambat usaha-usaha perusahaan untuk mencapai daya saing strategis. Sedangkan peluang adalah kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai daya saing strategis. Proses yang dilakukan secara kontinyu untuk melakukan analisis lingkungan eksternal adalah dengan melakukan pemindaian (scanning), pengawasan (monitoring), peramalan (forecasting), dan penilaian (assessing).
• Pemindaian
Melalui pemindaian perusahaan mengidentifikasi tanda-tanda awal dari perubahan potensial dalam lingkungan umum, dan mendeteksi perubahan-perubahan yang sedang t erjadi. Pemindaian lingkungan merupakan hal penting dan menentukan bagi perusahaan- perusahaan yang bersaing dalam lingkungan yang sangat tidak stabil.
• Pengawasan
Melalui pengawasan perusahaan mendeteksi perubahan dan trend-trend lingkungan melalui pengawasan yang berkelanjutan. Kritikal bagi pengawasan yang berhasil adalah kemampuan untuk mendeteksi makna dalam peristiwa-peristiwa lingkungan yang berbeda.
• Peramalan
Pada peramalan, analis mengembangkan proyek-proyek yang layak tentang apa yang mungkin terjadi, dan seberapa cepat, perubahan-perubahan dan trend-trend itu dideteksi melalui pemindaian dan pengawasan.
• Penilaian
Tujuan penilaian adalah untuk menentukan waktu dan signifikansi efek-efek dari perubahan- perubahan dan trend-trend lingkungan terhadap manajemen strategis suatu perusahaan. Selangkah lebih maju tujuan penilaian adalah untuk menspesifikasi implikasi pemahaman tersebut pada organisasi. Tanpa penilaian perusahaan dibiarkan dengan data-data yang menarik, tapi tidak diketahui relevansi kompetitiifnya.

Etika Kerja

Etika terlalu banyak diberikan oleh pelbagai pihak dari semasa ke semasa. Istilah etika berasal dari perkataan Greek ‘ethos’, yang bermaksud khusus kepada ‘character’, ataupun perwatakan dan keperibadian.

Gluck (1986 : 176) telah mendifinasikan etika sebagai, ” kajian filosofikal terhadap moraliti”. Shea (1988 : 17) pula mendefinasikan etika sebagai “prinsip-prinsip bertingkahlaku yang mengawal individu atau profesyen” dan sebagai “satu standard tingkahlaku “.

Manakala istilah etika dikalangan teknokrat merujuk kepada kajian-kajian mengenai isu-isu ’standard moral’ yang melibatkan para teknokrat yang boleh membantu meningkatkan integriti profesyen mereka.

Etika kerja dapat disimpulkan sebagai panduan tingkahlaku yang diikuti oleh manusia yang mempunyai kaitan rapat dengan kehidupan, khususnya dikalangan yang meminggirkan agama di dalam kehidupan mereka. Tidak mengira negara, bangsa dan agama telah menekankan norma moral yang berlandaskan ketinggian akhlak mereka yang mengamalkannya.

Dalam masyarakat moden sekarang ini norma keagamaan semakin ditinggalkan dan masyarakat lebih menuju kepada kemajuan material untuk mencapai kesenangan hidup. Sumber-sumber moral kini datang dari set etika yang dihasilkan oleh ketentuan akal manusia dan pengkajian terhadap kehidupan manusia.

Hubungan etika kerja profeesional dengan kehidupan manusia digunakan untuk mengawal tingkahlaku ahli professional dalam bentuk menyuruh melakukannya dan meninggalkan perkara yang mendatangkan kesalahan samaada di sisi undang-undang negara mahupun statusnya sebagai professional. Oleh itu, etika kerja professional merupakan satu landasan kepada masyarakat yang membolehkan teknokrat mengawal tingkahlakunya sendiri serta membolehkan masyarakat sosial mengawasi dan menilai setiap tindak tanduk mereka dari semasa ke semasa.

Etika seharusnya dipelajari dan diamalkan dalam kehidupan seharian kita. – dalam apa jua tindak tanduk. Keberkesanan prinsip etika terletak pada individu itu sendiri. Tanpa disiplin diri dan kekuatan mental yang tinggi seseorang itu tidak dapat mencapai tahap etika yang dikehendaki. Secara kesimpulannya dapatlah kita simpulkan bahawa etika itu wujud dalam diri seseorang itu dengan adanya disiplin dan kekuatan diri individu itu sendiri.

Fungtional Programing

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Bahasa pemrograman merupakan implementasi dari algoritma yang dibuat oleh pemrogram dalam memberikan perintah kepada komputer untuk menyelesaikan masalah tertentu. Sampai saat ini banyak bahasa program yang dikembangkan seiring dengan kebutuhan akan kemudahan dalam pemrograman.
Pada kesempatan ini akan dibahas paradigma pemrograman fungsional. Paradigma fungsional memandang penyelesaian masalah sebagai komposisi dan aplikasi fungsi yang memetakan masalah ke jawaban
Paradigma fungsional tidak lagi mempermasalahkan memorisasi dan struktur data, tidak ada pemilahan anatara data dan program, tidak ada lagi pengertian tentang variable. Jadi dalam paradigma fungsional dasar pemecahan permasalahan adalah transformasi. Contoh kasus adalah dalam permainan menyebrangkan kanibal dan misionaris.

B. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalahan yang dapat diambil adalah bagaimana spesifikasi maupun implementasi dari paradigma pemrograman fungsional.

C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk mengidentifikasi permasalahan dan menghindari terjadinya pelebaran masalah, maka kami membatasi pembahasan mengenai pemograman functional dengan menggunakan bahasa haskel.

BAB II
PARADIGMA PEMROGRAMAN FUNGSIONAL
Berlainan sekali dengan paradigma prosedural, program fungsional harus diolah lebih dari program prosedural (oleh pemroses bahasanya), karena itu salah satu keberatan adalah kinerja dan efisiensinya. Karena itu, dalam bahasa pemrograman fungsional, program adalah fungsi hasil komposisi dari fungsi-fungsi lain, apakah fungsi itu dasar atau hasil komposisi dari fungsi dasar. Bahasa pemrograman fungsional memperoleh hasil dengan cara mengaplikasikan fungsi terhadap argumen atau parameternya,yang juga dapat berupa fungsi.
Bahasa pemrograman fungsional menonjol dalam kemampuan struktur datanya. Karena bahasa ini tidak dibatasi oleh variabel yang berasosiasi dengan lokasi memori, maka sebuah struktur data cukup ditangani sebagai sebuah nilai.





1. Jenis pradigma fungsional
Paradigma fungsional memiliki banyak macam bahasa pemrograman, antara lain: Haskell, Lisp. Haskell merupakan paradigma fungsional yang malas dan murni. Hal ini disebabkan karena dalam haskell tidak mengevaluasi ekspresi-ekspresi yang digunakannya yang sebenarnya memang tidak diperlukan untuk menentukan jawaban bagi suatu masalah. Selain itu bahasa ini tidak memperbolehkan adanya efek samping (Efek samping adalah sesuatuyang mempengaruhi bagian di program. Misalnya suatu fungsi yang mencetak sesuatu ke layar yang mempengaruhi nilai dari variabel global. Tentu saja, suatu bahasa pemrograman yang tanpa efek samping akan menjadi sangat tidak berguna; Haskell menggunakan sebuah system monads untuk mengisolasi semua komputasi kotor dari program dan menampilkannya dengan cara yang aman.
Lisp adalah bahasa ekspresi, karena baik program maupun data dinyatakan sebagai ekspresi. Selain itu Lisp juga lebih mengarah dalam pemanfaatan artificial intelligence .
Bahasa pemrograman Haskell merupakan bahasa pemrograman yang sangat sederhana dan mudah dipelajari. Hal ini tidak lain disebabkan karena Haskell merupakan bahasa pemrograman fungsional murni. Oleh karena itu Haskell dapat:
1. Meningkatkan produktifitas programmer (Ericsson banyak memanfaatkan hasil percobaan Haskell dalam software telephony)
2. Lebih singkat, lebih jelas dan kode-kodenya mudah dibaca
3. Errornya semakin sedikit dan reabilitynya lebih tinggi
4. Membuat jarak antara programmer dengan bahasa itu lebih pendek
5. Waktu untuk membuat program menjadi lebih singkat
Selain itu, dalam Haskell tidak ada varibel yang berubah, tidak ada efek samping dari penggunaan sebuah fungsi, tidak ada perulangan, dan tidak ada program order.
Lisp telah tersebar luas dan merupakan salah satu bahasa pilihan untuk aplikasi seperti
artificial intelligence.Bahasa fungsional pada umumnya, dan LISP pada khususnya, memainkan perananpenting dalam definisi bahasa. Sebuah definisi bahasa harus ditulis ke dalam notasinotasi,
disebut meta-bahasa(meta-language) atau bahasa yang didefinisikan (defininglanguage), dan bahasa yang didefinisikan cenderung menjadi fungsional. Dalam kenyataannya, implementasi LISP pertama dimulai, ketika LISP digunakan untuk
mendefinisikan dirinya sendiri.

2. Keuntungan dari paradigma fungsional
- Singkat
Karena program cenderung lebih ringkas dibandingkan program terstruktur.
- Mudah dimengerti
Program fungsional seringkali lebih mudah untuk dimengerti, contohnya quicksort, tidak terlalu diperlukan pengetahuan mengenai quicksort.
- Tidak ada tumpukan memori
Tidak ada kemungkinan memperlakukan integer sebagai pointer, atau dilanjutkan dengan pointer null.
- Manajemen memori yang terintegrasi
Kebanyakan program rumit perlu mengalokasikan memori dinamis dari tumpukan (heap). Setiap bahasa fungsional memudahkan pemrogram dari beban manajemen penyimpanan tersebut. Penyimpanan dialokasikandan diinisialisaikan secara implisit, dan diselamatkan secara otomatis oleh kolektor sampah.


3. Operator
Dalam paradigma fungsional, operator yang berlaku masih sama dengan paradigma procedural. Berikut adalah jenis operator yang berlaku;
a. aritmatika (+,-,/,*)
b. logika (and.or,not,xor)
c. boolean
d. untai
e. himpunan
f. relasi
4. Tipe data
a. Tipe Polimorfis
Tipe yang dalam beberapa cara terukur di atas semua tipe. Ekspresi tipe polimorfis menguraikan keluarga dari tipe-tipe. Sebagai contoh, ( )[a] adalah keluarga dari tipe di mana untuk setiap tipe a berisi tipe list dari a. List dari integer (seperti [1,2,3]), list dari karakter ([‘a’,’b’,’c’]), sekalipun list dari list integer, dll, adalah anggota dari keluarga ini. (Sebagai catatan [2,’b’] bukan contohyang valid karena tidak ada tipe tunggal yang berisi 2 dan ‘b’).
b. Tipe User-Defined
Kita dapat menentukan tipe data sendiri dalam Haskell menggunakan deklarasi data. Tipe penting yang sudah dikenal oleh Haskell adalah nilai kebenaran:
data Bool = False | True
Tipe yang didefinisikan di sini adalah Bool yang mempunyai dua nilai, yaitu True dan False. Tipe Bool adalah sebuah contoh dari tipe konstruktor, dan True dan False adalah data konstruktor (atau konstruktor saja). Dengan cara yang sama kita dapat mendefinisikan tipe warna:
data Color = Red | Green | Blue | Indigo | Violet
Bool dan Color dalam contoh di atas merupakan tipe enumerasi. Berikut contoh dari tipe dengan hanya satu data konstruktor:
data Point a = Pt a a
Karena merupakan konstruktor tunggal, tipe seperti Point sering disebut tipe tuple, karena merupakan produk kartesian (dalam hal ini biner) dari tipe lain. Berlawanan dengan itu, tipe multi-konstruktor seperti Booldan Color disebut union dari tipe sum.

c. Tipe Rekursif
Tipe dapat juga rekursif, seperti tipe dalam pohon biner:
data Tree a = Leaf a | Branch (Tree a) (Tree a)
Di sini didefinisikan tipe polimorfis pohon biner yang mana elemen-elemennya adalah node Leaf berisi nilai dari tipe a, atau node internal (“branch”) berisi dua sub-tree (rekursif). Saat membaca deklarasi data seperti ini, ingat bahwa Tree adalah tipe konstruktor, di mana Branch dan Leaf adalah data konstruktor. Di samping menciptakan koneksi antara konstruktor-konstruktor ini, deklarasi di atas mendefinisikan tipe berikut untuk Branch dan Leaf:
Branch :: Tree a -> Tree a -> Tree a
Leaf :: a -> Tree a
Dengan contoh di atas telah didefinisikan suatu tipe yang cukup kaya untuk mendefinisikan beberapa fungsi (rekursif) yang menggunakannya. Sebagai contoh akan didefinisikan sebuah fungsi fringe yang mengembalikan sebuah list dari semua elemen dalam daun dari sebuah pohon dari kiri ke kanan.

d. Tipe Sinonim
Untuk kenyamanan, Haskell menyediakan cara untuk mendefinisikan tipe sinonim, yaitu nama untuk tipe yang sering dipakai. Tipe sinonim dibuat menggunakan deklarasi type. Berikut beberapa contoh:
type String = [Char]
type Person = (Name,Address)
type Name = String
data Address = None | Addr String
Tipe sinonim tidak mendefinisikan tipe baru, tetapi memberi nama baru kepada tipe-tipe yang sudah ada. Sebagai contoh tipe Person -> Name setara dengan (String,Address) -> String. Nama yang baru seringkali lebih pendek dari tipe sinonimnya, tetapi itu bukan satu-satunya tujuan dari tipe sinonim: tipe sinonim meningkatkan kemudahan membaca sebuah program dengan menjadi lebih mnemonik. Bahkan tipe polimorfis sekalipun dapat diberi nama baru:
type AssocList a b = [(a,b)]
Ini merupakan “tipe asosiasi” yang mengasosiasikan nilai dari tipe a dengan nilai dari tipe b.

5. Notasi

a) Program adalah model solusi persoalan informatik, berisi kumpulan informasi penting yang mewakili persoalan.
b) Dalam konteks fungsional, program digambarkan dalam : himpunan nilai type,
dengan nilainya adalah konstanta.
c) Fungsi di sini merupakan asosiasi antara 2 type yaitu domain dan range.
d) Domain range dapat berupa : type dasar dan type terkomposisi (bentukan).
e) Penulisan suatu program fungsional, dipakai bahasa ekspresi ada tiga macam bentuk komposisi ekspresi adalah ekspresi fungsional dasar, konditional dan rekursif.
f) Pemrograman fungsional didasari atas analisa top down. Analisa top down dalam
pemrograman fungsional: Problema, Spesifikasi dan Dekomposisi .
g) Fungsi pada analisa topdown adalah strukturisasi teks. Sebuah fungsi mewakili
sebuah tingkatan abstraksi.

Konstruksi Program Fungsional
a) Definisi Fungsi : Menentukan nama dan mendefinisikan domain dan range dari fungsi.
b) Spesifikasi fungsi : menentukan “arti” dari fungsi. Contoh : Fungsi bernama Pangkat3(x) artinya menghitung pangkat tiga x seperti pada umumnya.
c) Realisasi fungsi : mengasosiasikan pada nama fungsi, sebuah ekspresi fungsional dengan parameter formal yang cocok. Contoh : mengasosiasikan pada Pangkat Tiga: a*a*a atau a3 dengan a adalah nama parameter formal. Parameter formal fungsi adalah nama yang dipilih untuk
mengasosiasikan domain dan range.
d) Aplikasi fungsi : memakai fungsi dalam ekspresi, yaitu dengan menggantikan semua nama parameter formal dengan nilai. Dengan aplikasi fungsi, akan dievaluasi ekspresi fungsional. Contoh : Pangkat Tiga (2) + Pangkat Tiga(3).
Argumen pada saat dilakukan aplikasi fungsi disebut parameter actual.
e) Notasi untuk menuliskan program fungsional disebut dengan notasi fungsional, dimana terdiri dari empat bagian sesuai dengan tahapan pemrograman. Contoh: generic(template) teks program dalam notasi fungsional
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bahasa pemrograman Haskell merupakan bahasa pemrograman yang sangat sederhana dan mudah dipelajari. Hal ini tidak lain disebabkan karena Haskell merupakan bahasa pemrograman fungsional murni. Oleh karena itu Haskell dapat:
1. Meningkatkan produktifitas programmer (Ericsson banyak memanfaatkan hasil percobaan Haskell dalam software telephony)
2. Lebih singkat, lebih jelas dan kode-kodenya mudah dibaca
3. Errornya semakin sedikit dan reabilitynya lebih tinggi
4. Membuat jarak antara programmer dengan bahasa itu lebih pendek
5. Waktu untuk membuat program menjadi lebih singkat
Selain itu, dalam Haskell tidak ada varibel yang berubah, tidak ada efek samping dari penggunaan sebuah fungsi, tidak ada perulangan, dan tidak ada program order.

Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan suatu proses dengan berbagai cara mempengaruhi orang atau sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan bersama. Pembahasan tentang kepemimpinan menyangkut tugas dan gaya kepemimpinan, cara mempengaruhi kelompok, yang mempengaruhi kepemimpinan seseorang.

Tugas Kepemimpinan
Tugas kepemimpinan, leadership function,meliputi dua bidang utama,pekerjaanyang harus diselesaikan dan kekompakan orang yang dipimpinannya. Tugas yang berhubungan dengan pekerjaan disebut task function. Tugsa yang berhubungan dengan pekerjaan perlu agar pekerjaan kelompok dapat diselesaikan dan kelompokm mencapai tujuannya. Tugas yang berhubungan dengan kekompakan kelompok dibutuhkan agar hubungan antar orang yang bekerjasama menyelesaikan kerja itu lancar dan enak jalannya.
Tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kerja kelompok antara lain ;
1. Memulai, initiating; usaha agar kelompok mulai kegiatan atau tugas tertentu.
2. Mengatur, regulating; tindakan untuk mengatur arah dan langkah kegiatan kelompok
3. memberitahu, informing; kegitan memberi informasi,data,fakta dan pendapat kepada para anggota dan meminta mereka dari mereka informasi,data atau pendapat.
4. mendukung, supporting; usaha untuk menerima gagasan,pendapat dari bawah dan menyempurnakannya dengan menambah atau mengurangi untuk penyelesaian tugas bersama.
5. menilai, evaluating; tindakan untuk menguji gagasan yang muncul atau cara kerja yang diambil dengan menunjukkan konsekuensi dan untung-ruginya.
6. menyimpulkan, summarizing; kegiatan untuk menyimpulkan gagasan untuk tindakan lebih lanjut.

Tugas kepemimpinan yang berhubungan dengan kekompakan kelompok antara lain :
1. mendorong, encouraging; bersikap hangat,bersahabat dan menerima orang lain
2. mengungkapkan perasaan, expressing feeling; tindakan menyatakan perasaan terhadap kerja dan kekompakan kelompok seperti rasa puas, senang,bangga,dan ikut sepenangungan seperasaan jika terjadi masalah didalam kelompok
3. mendamaikan, harmonizing; tindakan mendamaikan dan mempertemukan orang-orang yang berbeda pendapat
4. mengalah, compromizing; kemauan untuk mengubah dan menyesuaikan pendapat dengan perasaan orang lain
5. memperlancar, gatekeeping; kesediaan mempermudah keikutsertaan para anggota dalam kelompok, sehingga rela menyumbangkan pendapat.
6. memasang aturan permainan, setting standard; tindakan menyampaikan tata tertib yang membantu kehidupan kelompok

Gaya Kepemimpinan
Berdasarkan dua bidang tugas kepemimpinan, dulu orang hanya mengenal dua gaya kepemimpinan. Pertama gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas,dan yang berorientasi kepaada manusia. Dari dua bidang tersebut,akhir-akhir ini dikembangkan menjadi 4 gaya kepemimpinan dasar,yaitu:

kekompakan tinggi dan kerja rendah
gaya kepemimpinan ini berusaha menjaga hubungan baik,keakraban dan kekompakan kelompok,tetapi kurang memperhatikan unsure tercapainya unsure tujuan kelompok atau penyelesaian tugas bersama. Inilah gaya kepemimpinan dalam perkumpulan social rekreatif,yang sebagian besar ditujukan untuk hubungan antar anggota.
Namun gaya ini dapat cocok dan tepat untuk kelompok yang diwaktu lampau pernah berkembang baik dan efektih, tetapi menghadapi masalah atau situasi yang memacetkan atau melenyapkan semangat anggota. Gaya kepemimpinan ini baik untuk mempengaruhi semangat kelompok dan memotivasi mereka. Gaya kepemimpinan baik juga buat kelompok yang di waktu lampau kurang mempengaruhi pribadi para anggotanya dan terlalu sibuk dengan urusan menyelesaikan masalah atau situasi yang menekan, demi tercapainya tujuan bersama.

Kerja tinggi dan kekompakan rendah
Gaya kepemimpinan yang menekankan penyelesaian tugas dan pencapaian tujuan kelompok. Gaya kepemimpinan ini menampilkan gaya kepemimpinan yang directif. Gaya kepemimpin ini tepat digunakan dalam persaingan dagang yang ketat serta dalam militer.

Kerja tinggi dan kekompakan tinggi
Gaya kepemimpin yang mengutamakan kerja dan kekompakan tinggi baik digunakan dalam pembentukan kelompok. Pemimpin perlu menjadi model untuk kelompok dengan menunjukkan perilaku yang membuat kelompok efektif dan puas. Tujuan yang sebaiknya dicapai adalah membantu kelompok menjadi kelompok yang matang, yang mampu menjalankan kedua tugas kepemimpinan diatas. Gaya kepemimpin ini menjadi tidak cocok dipakai jika tugas dan kekompakan kelompok telah diselesaikan anggota kelompok dengan baik.

Kerja rendah dan kekompakan rendah
Gaya kepemimpinan yang kurang menekankan penyelesaian tugas dan kekompakan kelompok cocok buat kelompok yang telah jelas sasaran dan tujuannya. Gaya kepemimpinan ini merupakan gaya kepemimpinan yang menggairahkan untuk kelompok yang sudah jadi. Gaya kepemimpina ini tidak cocok digunakan kelompok ytang belum jadi. Gaya kepemimpinan ini lemah dan tidak akan menghasilkan apapun.

Cara mempengaruhi kelompok
Diatas sudah dijelaskan bahwa kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi orang atau kelompok yang dipimpin.
1. pemimpin menyuruh kelompok, manakala dia sendiri memikirkan perkara,memgambil putusan tentang perkara itu dan memberitaukan kepada orang yang dipimpinnya.
2. pemimpin menjual kepada kelompok orang-orang yang dipimpinanya, manakala dia memikirkan perkara, memgambil keputusan tentang perkara itu,lalu memberitahukan putusan itu terhadap orang-orang yang dipimpinanya sambil menjelaskan dan meyakinkan mereka untuk menerima keputusan itu dengan memberitahuka untung-ruginya
3. pemimpin minta nasihat, jika dia mnyampaikan masalah kepada orang yang dipimpinnya meneriam usul dan nasihat serta pemecahannya,lalu membuat putusan sendiri
4. pemimpin bergabung dengan orang yang dipimpin jika dia menyajikan masalah kepada orang-orang yang dipimpin serta bersama mencari pemecahan masalah tersebut,dan akhirnya mencapai pemecahan bersama.
5. pemimpin memberi kekuasaan kepada orang yang dipimpin, dia menyajikan masalah,memberi tahu batas pemecahannya dan menyerahkan kepada mereka cara pemecahannya

Factor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Dalam melaksanakan tugas kepemimpina mempebgaruhi orang atau kelompok menuju tujuan tertentu,kita pemimpin, dipengaruhi oleh beberapa factor. Factor-faktor itu berasal dari diri kita sendiri,pandangan kita terhadap manusia, keadaan kelompok dan situasi waktu kepemimpina kita laksanakan.
Orang yang memandang kepemimpinan sebagai status dan hak untuk memdapatkan fasilitas, uang, barang, jelas akan menunjukkan praktek kepemimpinan yang tidak sama dengan orang yang mengartikan kepemimpinan sebagai pelayanan kesejahtraan orang yang dipimpinnya. Factor-faktor yang berasal dari kita sendiri yang mempengaruhi kepemimpina kita adalah pengertian kita tentang kepemimpinan, nilai atau hal yang kita kejar dalam kepemimpinan, cara kita menduduki tingkat pemimpin dan pengalaman yang kita miliki dalam bidang kepemimpinan.
Kepemimpinan, Teori dan Pengembangannya, Charles J. Keating, Penerbit Kanisius

Dunia kerja

Melalui Praktek Profesi yang merupakan salah satu syarat dalam mata kuliah wajib Etika dan Praktek Profesi para mahasiswa Program Studi Arsitektur, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung (SAPPK- ITB) mahasiswa dapat belajar tentang dunia kerja secara komprehensif dan kritis.
Makalah Dunia Kerja
Praktek Profesi disyaratkan minimal 6 minggu penuh waktu di biro konsultan, perusahaan, atau industri yang terkait dengan profesi arsitek. Dengan mengikuti presentasi laporan praktek profesi oleh sesama mahasiswa peserta Mata Kuliah Etika dan Profesi maka setiap mahasiswa mendapat kesempatan mempelajari banyak pengetahuan tentang dunia kerja selain yang didapatkan sendiri secara langsung dari praktek.
Dunia Kerja
Pilihan tempat praktek para mahasiswa dan jenis proyek selalu sangat beragam hingga pengetahuan tentang dunia kerja yang dipelajari mahasiswa peserta cukup kaya. Kasus-kasus nyata yang dipresentasikan di depan kelas sering membukaan mata para mahasiswa tentang permasalahan etika dalam dunia kerja selain pengetahuan tentang berbagai ketrampilan dan prosedur yang terjadi di dunia praktek.

Pada selain memberikan materi kuliah dosen juga memegang peran penting sebagai fasilitator diskusi: mengajak mahasiswa peserta untuk berpikir kritis dalam menyikapi kasus-kasus yang mengandung konflik kepentingan di antara para pemangku kepentingan yang kadang-kadang cukup sensitif untuk dibahas .


Sumber : Seminar Nasional Inovasi Pengelolaan & Pendidikan Arsitektur, 13 Desember 2006, Kampus JWC- Universitas Bina Nusantara

Dasar dan teknik pengawasan

DASAR DAN TEKNIK PENGAWASAN (CONTROLING)

Pengawasan ( Controling )
A. Pengantar
Banyak kasus disuatu organisasi tidak dapat terlesesaikan seluruhnya karena tidak ditepatinya waktu penyelesaian ( Dedline ) anggaran yang berlebihan, dan kegiatan lain yang menyimpang dari rencana semula.

MAKALAH MANAJEMEN TENTANG DASAR DAN TEKNIK PENGAWASAN (CONTROLING)
B. Devinisi Pengawasan
Menurut Robert J. Mockler pengawasan yaitu usaha sistematik menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar, menentukan dan mengukur deviasi-deviasai dan mengambil tindakan koreksi yang menjamin bahwa semua sumber daya yang dimiliki telah dipergunakan dengan efektif dan efisien.
MAKALAH MANAJEMEN TEKNIK PENGAWASAN (CONTROLING)
C. Bentuk-bentuk Pengawasan
1. Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls)
Dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan.
2. Pengawasan Concurrent (concurrent control)
Yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
3. Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls)
Yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.

D. Tahap Proses Pengawasan
1. Tahap Penetapan Standar
Tujuannya adalah sebagai sasaran, kuota, dan target pelaksanaan kegiatan yang digunakan sebagai patokan dalam pengambilan keputusan. Bentuk standar yang umum yaitu :
a. standar phisik
b. standar moneter
c. standar waktu

2. Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Digunakan sebagai dasar atas pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara tepat
3. Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Beberapa proses yang berulang-ulang dan kontinue, yang berupa atas, pengamatan, laporan, metode, pengujian, dan sampel.
4. Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan dan menganalisanya mengapa bisa terjadi demikian, juga digunakan sebagai alat pengambilan keputusan bagai manajer.
5. Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi
Bila diketahui dalam pelaksanaannya terjadi penyimpangan, dimana perlu ada perbaikan dalam pelaksanaan.
MAKALAH MANAJEMEN TENTANG DASAR DAN TEKNIK PENGAWASAN (CONTROLING)
E. Perancangan Proses Pengawasan
William H. Newman menetapkan prosedur sistem pengawasan, dimana dikemukakan lima jenis pendekatan, yaitu :

1. Merumuskan hasil diinginkan, yang dihubungkan dengan individu yang melaksanakan.
2. Menetapkan petunjuk, dengan tujuan untuk mengatasi dan memperbaiki penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan :
a. pengukuran input
b. hasil pada tahap awal
c. gejala yang dihadapi
d. kondisi perubahan yang diasumsikan
3. Menetapkan standar petunjuk dan hasil, dihubungkan dengan kondisi yang dihadapi.
4. Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik, dimana komunikasi pengawasan didasarkan pada prinsip manajemen by exception yaitu atasan diberi informasi bila terjadi penyimpangan dari standar.
5. Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi, bila perlu suatu tindakan diganti.

F. Management By Exception (MBE)
MBE atau prinsip pengecualian, dengan titik perhatian pada pengawasan yang paling kritis dan mempersilahkan karyawan atau manajemen tingkat rendah untuk membuat variasinya. Ini digunakan untuk operasi-operasi yang bersifat otomatis dan rutin.

G. Manajemen Informasi System (MIS)
Ini memainkan peranan penting dalam pengawasan dan perencanaan yang efektif. Pengertian MIS yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen, informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membuat proses pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.

Tahap perancangan dari MIS yaitu :
1. survai pendahuluan dan perumusan masalah
2. desain konsepsual
3. desain terperinci
4. implementasi akhir

Agar MIS berjalan efektif maka harus memenuhi lima kriteria, yaitu :
1. Mengikut sertakan pemakai dalam tim perancangan
2. Mempertimbangkan secara hati-hati biaya sistem
3. Memperlakukan informasi yang relevan dan terseleksi
4. Adanya pengujian pendahuluan
5. Menyediakan latihan dan dokumentasi tertulis bagi para operator da pemakai sistem.
Kriteria utama MIS efektif yaitu :
1. pengawasan terhadap kegiatan yang benar
2. tepat waktu dalam pemakaiannya
3. menekan biaya secara efektif
4. sistem yang digunakan harus tepat dan akurat
5. dapat diterima oleh yang bersangkutan

komunikasi dan motivasi

Pekerjaan seorang manajer di tempat kerjanya adalah melakukan penyeliaan terhadap para karyawannya dengan intensif. Tujuannya, agar karyawan bekerja dan berkinerja sesuai standar yang sudah ditentukan perusahaan. Untuk itu manajer harus mampu memotivasi mereka. Namun itu mudah diucapkan, sulit diterapkan. Motivasi sebagai teori merupakan hal yang tidak sederhana untuk diparaktekan karena ia menyangkut beragam disiplin ilmu. Kegagalan dalam memotivasi bisa jadi karena lemahnya dalam berkomunikasi dengan karyawan yang antara lain dicerminkan oleh sikap manajer.

Sikap manajer dalam berkomunikasi, termasuk sikap terhadap diri sendiri dan sikap terhadap lawan bicara, sikap terhadap konten (materi pesan) dan penguasaan terhadap konten yang akan disampaikan, serta level pengetahuan karyawan sebagai penerima pesan terhadap materi tersebut. Manajer harus memiliki pengetahuan yang lebih baik dari karyawan atau memahami apa yang telah diketahui oleh karyawan agar dapat menentukan cara efektif penyampaian pesan dan sekaligus menentukan konten yang masih perlu disampaikan.

Pertimbangan terhadap semua ini akan dapat membantu manajer menyampaikan pesan yang dapat dimengerti dan dipahami oleh karyawan. Jika tidak, kegiatan komunikasi lebih mungkin menjadi gagal. Banyak kegiatan komunikasi menjadi tidak menyenangkan hanya karena pihak-pihak yang berkomunikasi, dalam hal ini karyawan, tidak mengerti apa yang dimaksud oleh manajer. Akibatnya pihak karyawan sebagai penerima pesan tidak atau kurang punya motivasi.

Motivasi diibaratkan sebagai jantungnya manajemen karyawan. Motivasi merupakan dorongan yang membuat karyawan melakukan sesuatu dengan cara dan untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak ada keberhasilan mengerjakan sesuatu, seperti mengelola karyawan, tanpa adanya motivasi baik dari manajer maupun dari karyawan. Manajer membutuhkan ketrampilan untuk memahami dan menciptakan kondisi dimana semua anggota tim kerja dapat termotivasi. Ini tantangan besar karena tiap karyawan memiliki perbedaan karakteristik dan respon pada kondisi yang berbeda. Sementara, kondisi itu sendiri termasuk jenis masalah selalu berubah-ubah sepanjang waktu. Semua itu sebagai prasyarat mencapai motivasi karyawan yang efektif yang didukung lingkungan manajemen, suasana komunikasi, dan kepemimpinan yang nyaman. Sebaliknya karyawan yang tidak memiliki motivasi dicirikan antara lain oleh sering stres, sakit fisik, malas bekerja, kualitas kerja rendah, komunikasi personal yang kurang, dan masa bodoh dengan tugas pekerjaannya.

Apa motif seorang karyawan mau bekerja? Ya, harus dipahami bahwa semua karena memiliki keinginan dan kepentingan. Manajer sendiri siap bekerja karena memiliki beberapa keinginan: untuk mengabdi sesuai dengan ajaran agama yaitu ibadah dan mendapat pahala, keinginan untuk hidup sejahtera, keinginan untuk mencapai posisi tertentu, keinginan akan kekuasaan, dan keinginan untuk pengakuan status sosial. Sementara karyawan disamping berkeinginan untuk mengaktualisasi diri tentunya juga untuk meningkatkan kesejahteraan dirinya dan keluarganya. Seorang karyawan yang termotivasi biasanya bersifat energetik dan semangat dalam mengerjakan sesuatu secara konsisten dan aktif mencari peran dengan tanggung jawab yang lebih besar. Beberapa karyawan boleh jadi tidak merasa takut kalau dihadapkan pada tantangan bahkan justru termotivasi untuk mengatasinya. Seorang atau beberapa karyawan dalam tim yang motivasinya tinggi dapat membangkitkan semangat rekan-rekan lainnya dan membawanya ke arah prestasi yang semakin tinggi. Dan biasanya mereka yang memiliki motivasi sekaligus juga memiliki kemampuan berkomunikasi dengan baik dan luwes dalam pergaulan.

Sebaliknya para karyawan yang motivasinya kurang akan sering menampilkan rasa tidak senang akan tugas-tugas dan tujuannya serta cenderung masa bodoh. Akibatnya, kinerja mereka menjadi buruk dan sering melepaskan tanggung jawabnya. Mereka umumnya datang terlambat atau tidak masuk kerja. Kecerdasan komunikasinya relatif sangat rendah dan cenderung suka memprovokasi rekan-rekan kerjanya. Mereka kerap mengeluh dan membesar-besarkan masalah yang sebenarnya kecil. Sebagai konsekuensinya karyawan tersebut akan sulit mengatasi perubahan-perubahan yang terjadi. Kemorosotan motivasi bagai suatu infeksi yang sulit disembuhkan. Nah disinilah pihak manajer harus memiliki daya tanggap dan kepekaan tinggi terhadap karyawan seperti itu. Ajaklah mereka mengobrol dari hati ke hati. Perdalam apa saja faktor yang menyebabkan motivasi kerjanya rendah. Semakin baiknya proses komunikasi yang dibangun manajer maka semakin terbuka alasan-alasan sang karyawan bermotivasi rendah. Dari situlah lalu manajer bisa melakukan pendekatan-pendekatan personal dan manajerial lewat komunikasi yang nyaman.